This is featured post 1 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

This is featured post 2 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

This is featured post 3 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

This is featured post 4 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

This is featured post 5 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.


Boerka: Kambing Unggul Silangan Boer dan Kacang

0 komentar


Kawin silang (crossbreeding) merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas ternak secara cepat. Melalui cara ini, telah dihasilkan kambing unggul Boerka, hasil persilangan pejantan Boer (tipe pedaging) dengan induk kambing Kacang (tipe prolifik, beranakbanyak). Kambing hasil silangan ini lebih unggul dibanding kambing lokal, yaitu pertumbuhannya cepat dan bobot tubuhnya lebih besar. Daya adaptasi terhadap lingkungan tropik-basah pun sangat baik.
Tabel 1. Bobot tubuh kambing Boerka dan Kacang umur 3-18 bulan.
Umur (bulan)
Bobot tubuh (kg)
Jantan
Betina
Boerka
Kacang
Boerka
Kacang
O(lahir)
2,2-2,8
1,5-2,0
2,0-2,6
1,4-1,7
3
9-15
6,7-8,7
8-12
6,4-7,8
6
16-22
12-16
14-18
11-14
9
21-24
14-17
15-19
13-15
12
26-32
14,7-20,0
18-26
14,7-18,0
18
28-36
20-24
20-28
16-21
>18
38-50
22-30
28-38
18-24

Kambing Boerka rata-rata meliliki bobot lahir 42% lebih berat dibanding kambing kacang. Bobot lahir anak jantan cenderung lebih tinggi dibanding anak betina (label 1). Sejak disapih (umur 3 bulan) hingga dewasa(> 18 bulan), bobot tubuh kambing Boerka jantan rata-rata lebih tinggi 36-45% i untuk Boerka betina lebih tinggi 26-40% dibanding Kambing Kacang. Pada umur 12-18 bulan, kambing Boerka jantan mencapai bobot tubuh 26-36 kg atau memenuhi persyaratan ekspor. Dengan demikian, kambing Boerka berpotensi dikembangkan secara komersial untuk tujuan ekspor.
Tingkat pertumbuhan anak kambing Boerka prasapih rata-rata 118 g/hari, jauh lebih tinggi dibanding anak kambing Kacang yang hanya 52-70 g/hari. Laju pertumbuhan kambing Boerka selama pascasapih juga lebih tinggi dibanding kambing Kacang. Pada umur 3-6 bulan, misalnya, laju pertumbuhan kambing Boerka lebih tinggi rata-rata 42% dibanding kambing Kacang. Laju pertumbuhan yang lebih tinggi memungkinkan kambing Boerka mencapai bobot potong pada umur yang lebih muda.
Karkas kambing Boerka lebih baik dibanding kambing Kacang, namun kandungan nutrisi maupun sifat fisik relatif sama. Mutu karkas kambing Boerka termasuk mutu I, sama dengan kambing Kacang. Daging agak lembap, tekstur lembut dan kompak, warna merah khas daging, lemak panggul tebal, dan bau spesifik. Dengan karakteristik seperti itu, daging kambing Boerka akan diterima konsumen seperti halnya daging kambing Kacang.
Untuk mempercepat produksi dan penyebarluasan kambing Boerka, Loka Penelitian Kambing Potong membina kerja sama dengan pihak lain. Saat ini kerja sama dijalin dengan Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Utara untuk jangka waktu 5 tahun. Melalui kerja sama tersebut, diharapkan kambing Boerka dapat memenuhi permintaan daging terutama di Sumatera Utara.


Sumber

Kambing Peranakan Etawah : mulai menggeliat di Prov. Sumatera Utara

0 komentar

Tanjung Morawa adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, dekat dengan kota Medan, Tanjung Morawa terhubung dengan Medan melalui Tol Belmera.  Banyak juga orang yang menyebut Tanjung Morawa sebagai kota Industri yang banyak terdapat Industri/Pabrik salah satunya Perkebunan Nusantara II berada di kota ini. Potensi  daerah ini memungkinkan berkembangnya  peternakan  kambing perah seperti yang dirasakan salah satunya pembudidaya kambing perah di Tanjung Morawa, prov. Sumatera Utara yaitu bapak Fendi Sei Merah Farm, saat ini mempunyai populasi
sekitar 300 ekor kambing Peranakan Etawah dari berbagai umur. Dengan jumlah induk diperah sekitar 90 ekor, maka dapat dihasilkan air susu kambing sekitar 150 liter per hari dan dijual ke 4 outlet yang ada di sekitar Tanjung Morawa, Medan. Air susu kambing yang diperah, kemudian melalui tahap pasteurisasi dan dijual dalam botol kemasan. Salah satu penjaga outlet menyatakan bahwa dalam sehari dapat menjual sekitar 50 botol @ 250 cc, dimana harga per botol adalah Rp 12.500,-. Tatalaksana diterapkan oleh pak Fendi sangatlah inovatif yaitu dengan memanfaatkan berbagai sumber pakan yang ada disekitarnya antara lain adalah daun sawit yang sudah diambil lidinya karena dipergunakan sebagai sapu, bonggol jagung, ubi kayu dan gedebok pisang, tumpi jagung dan hijauan diperoleh dari cover crop dibawah kebun karet, sementara kecukupan mineral diperoleh dari pemberian mineral blok yang tersedia setiap saat. Air susu kambing merupakan salah satu alternative  sumber protein hewani yang dapat dipelihara dengan mudah  di daerah perdesaan. Mempunyai kandungan berbagai vitamin dan  mineral dengan konsentrasi yang tinggi misal calcium, phosphorus, potassium , vitamin B  dan protein. Air susu kambing ini lebih mudah dicerna dibanding dengan air susu sapi. Kandungan kalsium yang tinggi dapat pula mencegah osteoporosis.  Apabila kita meminum segelas air susu kambing, maka sudah dapat memastikan bahwa memenuhi kebutuhan 17 % dari kebutuhan protein harian, 20% riboflavin (vit B2), yang berperan
sebagai penghasil energy.  The Annals of Nutrition and Metabolism (2007) melaporkan bahwa kecukupan kalsium dapat membantu pencegahan akan serangan kanker payudara , sementara kandungan yang tinggi akan potassium dapat pula membantu serangan jantung terhadap penyakit cardiovascular. Yang sangat menarik adalah sifatnya sebagai pengeliminir sifat alergi, karena adanya senyawa oligosaccharides, yang sangat mungkin berperan sehingga air susu kambing lebih mudah dicerna. Perlu diingat bahwa susu kambing dapat pula menstabilkan kadar glukosa darah, karena adanya kandungan conjugated linoleic acid (Journal Epidemiology and Community Health, 2007).
 
Sumber

Crane Scale (Timbangan Gantung)

0 komentar

Alat ternak ini digunakan untuk menimbang ternak atau benda apapun. Tersedia dalam ukuran skala kecil hingga ton-an.

Sumber : CV. Benedicta Ankada

USG Portable (Alat USG Portable)

0 komentar

Alat ternak ini digunakan untuk mendeteksi kebuntingan ternak. Dilengkapi dengan LCD untuk melihat secara visual perkembangan janin. Dapat digunakan untuk hewan kecil maupun besar.

Sumber : CV. Benedicta Ankada

Draminski Estrous Detector (Alat Test Birahi)

1 komentar

Alat ternak ini digunakan untuk mendeteksi waktu birahi ternak, sehingga pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) dapat dilakukan pada waktu yang tepat.

Sumber : CV. Benedicta Ankada

Cutter Straw (Pemotong Straw)

0 komentar

Alat ini digunakan untuk memotong straw semen beku.

Sumber : CV. Benedicta Ankada

IB Gun (Alat Inseminasi Buatan)

0 komentar

Alat ternak ini digunakan untuk memasukkan straw (sperma ternak jantan) ke rahim ternak betina.

Sumber : CV. Benedicta Ankada

Hoof Shear (Alat Potong Kuku Kambing/Domba)

1 komentar

Alat ternak ini digunakan untuk memotong kuku kambing atau domba.

Sumber: CV. Benedicta Ankada

Hoof Cutter (Alat Potong Kuku)

0 komentar

Alat ternak ini digunakan untuk memotong kuku ternak.

Sumber : CV. Benedicta Ankada

Trocar (Alat Tusuk)

0 komentar

Alat ternak ini digunakan untuk mengeluarkan angin dari perut ternak yang mengalami kembung akut (fase terakhir setelah pengobatan).

Sumber : CV. Benedicta Ankada

HSW Drench Matic (Alat Injeksi Otomatis)

0 komentar

Alat ternak ini digunakan sebagai alat injeksi ke tubuh ternak, dengan kapasitas 10 ml dan 23 ml.

Sumber : CV. Benedicta Ankada

PERTUMBUHAN ANAK KAMBING KOSTA SELAMA PERIODE PRASAPIH PADA INDUK YANG BERUMUR LEBIH DARI 4 TAHUN

0 komentar

ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan anak kambing Kosta selama periode prasapih keturunan dari induk yang berumur lebih dari 4 tahun. Penelitian dilakukan di Stasiun Percobaan Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih, Sumatera Utara. Sebanyak 15 ekor induk kambing Kosta yang sebelumnya telah menjalani program perkawinan secara alami dan sudah bunting tua dipelihara secara intensif dalam kandang. Pengamatan biologik dilakukan mulai dari induk melahirkan sampai anak disapih umur 90 hari. Parameter yang diamati meliputi bobot induk setelah beranak, bobot lahir, bobot sapih, litter size dan mortalitas prasapih. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode linear dari paket SPSS versi 10. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa bobot induk kambing Kosta setelah beranak pada tipe kelahiran kembar (27,17±4,37 kg) lebih tinggi dibanding tipe kelahiran tunggal (22,43±2,41 kg). Rataan bobot lahir anak pada tipe kelahiran tunggal adalah 1,72±0,17 kg lebih tinggi dibanding tipe kelahiran kembar (1,48±0,19 kg). Begitu pula rataan bobot sapih anak pada tipe kelahiran tunggal sebesar 6,69±0,61 kg lebih tinggi dibanding tipe kelahiran kembar (6,27±0,81 kg). Mortalitas prasapih kambing Kosta sebesar 31,6 % dengan rataan jumlah anak sekelahiran (litter size) sebesar 1,27.

Kata kunci : kambing, Kosta, pertumbuhan dan prasapih

ABSTRACT
A growth assessment of Kosta kids was conducted during pre weaning period obtained from older age does (more than 4 years old) at Research Institute for Goats Production Sei Putih, North Sumatra. Fifteen does of Kosta which were previously natural mated and late pregnant were intensively raised in cages. Biological obervation was carry out soon after delivered to weaning period at 90 days old. Parameters consisted body weight of does after delivering, birth weight, weaning weight, litter size and preweaning mortality rate. Data were analyzed using linear programme of SPSS version 10 method. The results showed that body weight of does twining birth type (27.17±4.37 kg) was higher that single birth type (22.43±2.41 kg). The average birth weight of single birth type was 1.72±0.17 kg higher than twining birth type (1.48±0.19 kg). The average weaning weight of single birth type (6.69±0.61 kg) was also higher than twining birth type (6.27±0.81 kg). Preweaning mortality rate was 31.6 % with litter size of 1.27.

Keyword : goat, Kosta, growth and preweaning

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK SEMEN KAMBING BOER DENGAN KACANG

0 komentar

ABSTRAK
Pamungkas, F.A., F. Mahmilia dan S. Elieser. 2008. Perbandingan karakteristik semen kambing boer dengan kacang
Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan karakteristik semen kambing boer dengan kacang telah dilakukan di Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih, Sumatera Utara. Materi ternak menggunakan kambing pejantan Boer dan Kacang masing-masing sebanyak 2 ekor. Penampungan semen dilakukan 2 kali seminggu dengan menggunakan vagina buatan dan kambing betina sebagai pemancing. Evaluasi karakteristik semen meliputi volume, warna, konsistensi, gerakan massa, motilitas dan konsentrasi sperma. Data yang terkumpul dianalisis dengan uji rata-rata dan untuk membandingkan karakteristik semen kambing Boer dengan Kacang digunakan uji T terhadap variabel independen menggunakan paket SPSS versi 10. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa karakteristik semen kambing Boer dan Kacang baik secara makroskopis maupun mikroskopis umumnya tidak menunjukkan perbedaan yang nyata kecuali pada konsentrasi dimana spermatozoa kambing Boer (2.975x106/ml) jauh lebih rendah dibanding dengan kambing Kacang (3.893x106/ml).

Kata kunci : kambing, semen, boer dan kacang

ABSTRACT
Pamungkas, F.A., F. Mahmilia and S. Elieser. 2008. The comparison of characteristic cement goat of boer with kacang
The research with the aim of knowing differences of characteristic of goat cement of boer and kacang was conducted at The Research Institute for Goat Production Sei Putih, North Sumatra. This research used sires of Boer and Kacang each counted 2 heads. Relocation of cement was done 2 times per week by using dummy of vagina and dams being in oestrus. The evaluation on cement characteristic consisted of volume, colour, consistency, mass movement, concentration and motility of sperm. Analysed data used mean test and comparison on cement characteristic of goat between boer and kacang used T-test package of SPSS version 10. The result showed that cement characteristic of goats of boer and kacang either through makroscopic on microscopic generally did not show differences excepting the concentration of spermatozoa of which boer goat (2,975x106/ml) was much more lower compared to kacang goat (3,893 x106/ml).

Keyword : goat, cement, boer and kacang

PENERAPAN SINKRONISASI BIRAHI KAMBING BOERKA DENGAN LOKAL DI AREAL PERKEBUNAN BERBASIS TANAMAN JERUK PADA LAHAN KERING

0 komentar

ABSTRAK
Pamungkas, F.A dan M. Doloksaribu. 2008. Penerapan sinkronisasi birahi kambing boerka dengan lokal di areal perkebunan berbasis tanaman jeruk pada lahan kering

Penelitian telah dilakukan di Desa Guru Kinayan Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo Propinsi Sumatera Utara melibatkan empat koperator yang ditentukan melalui survey lapangan. Pemeliharaan ternak secara intensif dalam kandang dan terlebih dahulu diseragamkan masa birahinya dengan penyuntikan Reprodin produksi Bayer dengan dosis 1,25 ml/ekor secara intramuskuler. Sehubungan masih rendahnya keberhasilan IB terhadap kambing, maka dilakukan perkawinan secara alami dimana kambing pejantan Boerka dimasukkan ke dalam kelompok induk. Parameter yang diamati adalah bobot kambing betina yang akan dikawinkan dan angka persentase kebuntingan. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan rancangan Mean Standart Deviasi. Hasil penimbangan ternak betina yang akan dikawinkan pada kelompok di bawah 20 Kg sebesar 38,78 persen atau sebanyak 19 ekor. Dari total 49 betina yang akan dikawinkan, sinkronisasi berahi dilakukan terhadap 30 ekor betina yang tidak bunting. Angka persentase kebuntingan terhadap ternak yang telah disinkronisasi diperoleh sebesar 76,67 persen.

Kata kunci: Boerka, Sinkronisasi birahi, Introduksi dan Persentase kebuntingan

ABSTRACT
Pamungkas, F.A., and M. Doloksaribu. 2008. Applying of oestrus synchronization in boerka goat with locally in plantation areal base on orange crop at dry farming.

This research was conducted in Guru Kinayan Village of Karo District, North Sumatera involving four determined cooperators through a field survey. Conservancy of goats was intensively in group cage and previous oestrus synchronization was conducted by Reprodin Bayer production at a dosage 1.25 ml/heads with intramuskuler. Sires of Boerka were entering into groups of local dams. Parameter observation was for body weight to be married and pregnant percentage of dams. Analysis data used Mean Standard Deviation and the result showed that dams to be married at a weigh group under 20 Kg were equal to 38.78 % or counted for 19 heads. From totally 49 dams to be married, synchronization oestrus was conducted to 30 dams that were not pregnant. Pregnant percentage of dams threating oestrus synchronization was obtained equal to 76.67 %.

Keyword: Boerka, Oestrus synchronization, Introduksi and Pregnant percentage

EVALUASI KARAKTERISTIK DAN KOLEKSI SEMEN BEKU KAMBING PLASMA NUTFAH INDONESIA (KAMBING KOSTA)

0 komentar

ABSTRAK
Pamungkas, F.A. dan A. Batubara. 2007. Evaluasi karakteristik dan koleksi semen beku kambing plasma nutfah indonesia (kambing kosta)
Penelitian mengenai evaluasi karakteristik dan koleksi semen beku kambing Kosta telah dilakukan di Stasiun Percobaan Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih, Sumatera Utara. Sehubungan masih terbatasnya jumlah pejantan, maka materi ternak yang digunakan adalah pejantan Kosta berjumlah 2 ekor. Koleksi semen dilakukan 2 kali seminggu selama 3 bulan. Parameter yang diamati adalah evaluasi karakteristik semen secara makroskopis (volume, warna dan konsistensi) dan mikroskopis (gerakan massa, motilitas dan konsentrasi). Analisis data menggunakan uji rata-rata dari paket SPSS versi 10. Hasil pengamatan secara makroskopis diperoleh volume semen kambing Kosta 0,69±0,13 ml/ejakulat, warna putih susu sampai krem dengan konsistensi encer sampai kental. Sedangkan pengamatan secara mikroskopis diperoleh motilitas sebesar 75,71±9,66%, konsentrasi spermatozoanya 2.628±138 x 106/ml dan gerakan massanya 71,4% mempunyai kualitas sangat baik (+++). Jumlah straw semen beku kambing Kosta yang terkoleksi selama penelitian sebanyak 65 straw.

Kata kunci: kambing, kosta dan karakteristik semen

ABSTRACT
Pamungkas, F.A. dan A. Batubara. 2007. Characteristic evaluation and frozen cement collection plasma nutfah of goats in indonesia (kosta goats)
The research who concerning characteristic evaluation and frozen cement collection of Kosta goats have been conducted in Research Institute for Goat Production Sei Putih, North Sumatra. Due to still the limited amount of buck, this research used 2 buck of Kosta. Cement collection conducted by 2 times one week during 3 months. The parameter of this research is characteristic evaluation cement by makroskopic (volume, consistency and colour) and microscopic (mass movement, concentration and motility). Data analysis used mean standard deviation of SPSS version 10. The result showed that volume cement of Kosta 0,69±0,13 ml/ejakulat, milk white colour until krem with watery consistency jell. While perception microscopic obtained that motility equal to 75,71±9,66%, spermatozoa concentration 2.628±138 x 106/ml. and mass movement 71,4% having quality very good (+++). Amount of frozen cement collection of Kosta goats during research counted 65 straw.

Key words: goats, kosta and cement characteristic

KORELASI BOBOT HIDUP KAMBING KACANG INDUK MENYUSUI DENGAN PERTAMBAHAN BOBOT HIDUP ANAK HASIL PERSILANGANNYA DENGAN PEJANTAN BOER

0 komentar

ABSTRAK
Pamungkas, F.A. 2007. Korelasi bobot hidup kambing kacang induk menyusui dengan pertambahan bobot hidup anak hasil persilangannya dengan pejantan boer

Penelitian telah dilaksanakan untuk mengetahui korelasi bobot hidup kambing kacang induk menyusui dengan pertambahan bobot hidup anak hasil persilangannya dengan pejantan boer. pengamatan dilakukan terhadap kacang Kacang induk menyusui sebanyak 38 ekor sampai penyapihan umur 3 bulan. Pengamatan dilakukan terhadap bobot hidup kambing kacang induk dan anak hasil persilangannya dengan pejantan Boer setiap bulannya. Analisis data dilakukan dengan uji korelasi sederhana yang dilakukan terhadap data bobot hidup induk dan anak. Hasil pengamatan menunjukkan adanya penurunan bobot hidup kambing Kacang induk selama menyusui yaitu rataan bobot awal dan akhir menyusui (penyapihan) adalah 22,49 dan 21,57 Kg. Penurunan bobot hidup kambing Kacang induk tertinggi terjadi pada saat 30 hari pertama masa menyusui (9,87 persen). Berbeda halnya pada anak kambing, pertumbuhan anak sejak dilahirkan sampai dengan disapih tertinggi terjadi pada hari ke-30 hingga mencapai 100,48 persen dan terus menurun sampai hari ke-90. Hubungan kedua perubahan bobot hidup antara induk saat menyusui dengan bobot hidup anak mempunyai hubungan yang negatif (r = -0,42), sehingga setiap perubahan kondisi tubuh induk selama menyusui yang ditunjukkan dengan penurunan bobot hidup akan diikuti kenaikan bobot hidup anak.

Kata kunci: Kambing kacang induk, anak persilangan, bobot hidup dan korelasi
ABSTRACT
Pamungkas, F.A. 2007. The correlation of the lactating doe of Kacang body weight with daily gain of child crossbreed with buck of boer

The research aims at finding out to know the correlation of the lactating doe of Kacang body weight with daily gain of child crossbreed with buck of boer. The observation was conducted on 38 heads of lactating doe of Kacang until the weaning time at the age 3 months and the parameters measured were body weight per month. Analyzing data was conducted by using simple correlation test and those are the body weights of doe and child. The result showed that there were decreases in doe body weights during lactating period, i.e. the average body weight at the beginning and weaning were 22.49 and 21.57 Kg. Degradation of body weight of doe highest happened at the time of 30 days a period of lactating (9.87%). Differ the things of child, growth of child since borne up to weaned highest happened at the time of 30 days reach 100.48% and continue downhill until day of ke-90. The changing in goat body weight has negative correlation (r = - 0,42), so the decrease in doe body weight during lactating will be follow by an increase in child growth during lactation.

Keyword: doe of Kacang, crossbreed, body weight and correlation

FLUKTUASI BOBOT HIDUP KAMBING KACANG INDUK YANG DIKAWINKAN DENGAN PEJANTAN BOER DARI KAWIN SAMPAI ANAK LEPAS SAPIH

0 komentar

ABSTRAK

Pamungkas, F.A. dan F. Mahmilia. 2007. Fluktuasi bobot hidup kambing kacang induk yang dikawinkan dengan pejantan boer dari kawin sampai anak lepas sapih

Penelitian telah dilaksanakan untuk mengetahui fluktuasi bobot hidup kambing Kacang betina yang dikawinkan dengan pejantan boer dari kawin sampai penampilan anak lepas sapih di stasiun percobaan Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih, Sumatera Utara. Total ternak diamati sebanyak 54 kambing kacang induk. Pengamatan selama penelitian terhadap bobot hidup induk kambing kacang pada saat kawin, lahir sampai penampilan anak disapih (umur 3 bulan) diamati setiap bulannya. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa bobot hidup kambing kacang induk yang dikawinkan dengan pejantan Boer dari saat kawin sampai bunting bulan ke-4 menunjukkan peningkatan dengan rataan 5,31 kg atau sebesar 29,24 persen Sedangkan perubahan bobot hidup kambing kacang induk dan anak hasil persilangannya dengan pejantan Boer dari lahir sampai lepas sapih menunjukkan bahwa adanya perbedaan peningkatan yang sangat mencolok apalagi pada umur 1 bulan setelah kelahiran dimana pada anak terjadi peningkatan bobot hidup yang mencapai 100,48 persen, sedangkan pada induk terjadi penurunan bobot hidup sebesar 5,67 persen.

Kata kunci: kambing induk, bobot hidup dan persilangan

ABSTRACT

Pamungkas, F.A. and F. Mahmilia. 2007. Weight fluctuation of doe of kacang who crossing with buck of boer from marrying until weaning

A study was conducted at Research Institute for Goat Production Sei Putih, North Sumatera to know weight fluctuation of doe of Kacang who crossing with buck of boer from marrying until weaning. Total which is observation counted 54 doe of Kacang. Perception during research to weight of doe of Kacang at the time of marrying, at the time of child born until weaning per month. Result of perception indicate that Weight live crossing doe of Kacang with buck of Boer of moment marry pregnant until age 4 month showing the make-up of with 5,31 kg or equal to 29,24 percent. While change weight of doe of Kacang and child until weaning indicated differences which is very strike more than anything else at age one month of postnatal where weight live at child happened the make-up until 100,48 percent, while at doe of Kacang happened degradation of weight live equal to 5,67 percent.

Keyword: doe, weight live and crossbreed

Tinta Tato

0 komentar

Alat ternak ini digunakan sebagai tinta untuk mencetak nomor atau angka pada bagian telinga ternak.

Sumber : CV. Benedicta Ankada

Aplikator Tato

0 komentar

Alat ternak ini digunakan untuk mencetak tato pada bagian telinga ternak sebagai tanda identifikasi.

Sumber : CV. Benedicta Ankada

Alat Pemasang Eartag Kambing

0 komentar

Alat ternak ini digunakan untuk memasang eartag pada bagian telinga kambing

Sumber : CV. Benedicta Ankada

Twin Tag Kambing (Anting Kambing)

0 komentar

Alat ternak ini digunakan sebagai tanda identifikasi untuk kambing.

Sumber : CV. Benedicta Ankada

Kontak Person

2 komentar


Fitra Aji Pamungkas, S.Pt.,M.Si.
Peneliti Fisiologi & Reproduksi Ternak

Alamat Kantor:
Loka Penelitian Kambing Potong
Sei Putih Po. Box. I Galang
Deli Serdang - Sumatera Utara 20585
Telp : 061-7980270
Fax : 061-7980013

Alamat Rumah :
1. Kompleks Loka Penelitian Kambing Potong
2. Bumi Telukjambe Blok W/183 RT.01 RW.12 Telukjambe Timur
Karawang - Jawa Barat 41361
HP. 087868251828
Pin BB : 27F41B73
E-mail : fitrap@yahoo.com

Vagina Buatan (Artificial Vagina)

0 komentar

Alat ternak ini digunakan sebagai vagina buatan untuk merangsang ternak jantan sehingga dapat mengeluarkan sperma yang disimpan menjadi straw.

Sumber : CV. Benedicta Ankada

HUBUNGAN BOBOT INDUK SAAT MELAHIRKAN DENGAN BOBOT LAHIR DAN LITTER SIZE KAMBING PERSILANGAN KACANG X BOER

0 komentar

Fitra Aji Pamungkas, Fera Mahmilia, Simon Elieser dan Meruwald Doloksaribu

Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih, PO BOX 1 Galang 20585





ABSTRAK

Pamungkas, F.A., F. Mahmilia, S. Elieser dan M. Doloksaribu. 2005. Hubungan bobot induk saat melahirkan dengan bobot lahir dan litter size kambing persilangan kacang x boer

Penelitian telah dilaksanakan untuk mengetahui hubungan bobot induk saat melahirkan dengan bobot lahir dan litter size kambing persilangan kacang x boer di stasiun percobaan Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih, Sumatera Utara. Total yang diobservasi sebanyak 35 induk kambing hasil persilangan kambing kacang dengan pejantan boer. Bobot induk ditimbang pada saat setelah melahirkan, demikian pula bobot lahir anak ditimbang pada saat setelah dilahirkan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa bobot induk saat melahirkan berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap bobot lahir anak, dimana semakin besar bobot induk saat melahirkan maka semakin besar pula bobot lahir anak. Begitu pula terhadap litter size, bobot induk saat melahirkan memberikan pengaruh yang nyata (p<0,05) terhadap litter size. Kata kunci: bobot induk, bobot lahir, litter size dan persilangan ABSTRACT Pamungkas, F.A., F. Mahmilia, S. Elieser and M. Doloksaribu. 2005. Relation of weight moment nanny bearing with weight born and litter size goat crossing kacang x boer. A study was conducted at Research Institute for Goat Production Sei Putih, North Sumatera to evaluate relation of weight moment nanny bearing with weight born and litter size goat crossing kacang x boer. Total which is observation counted 35 nanny goat result of crossing kacang with boer goat. Weight nanny goat deliberated at the time of after bearing, that way also weight born deliberated at the time of after born. The result shows that weight born significanly (p<0.01) affected of weight moment nanny goat bearing, where is ever greater of weight moment nanny goat bearing hence ever greater also weight born. So also to litter size significanly (p<0.05) affected of weight moment nanny goat bearing. 

Keyword: weight of nanny goat, weight born, litter size and crossbreed

RESPON FISIOLOGI KAMBING BOER PADA KONDISI IKLIM TROPIS BASAH

0 komentar


Penelitian untuk mengetahui respon fisiologi kambing boer pada kondisi iklim tropis basah, telah dilakukan di Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih, Sumatera Utara. Materi yang digunakan adalah kambing Boer dan Kacang yang masing-masing terdiri atas 5 ekor jantan dewasa dan 5 ekor betina dewasa yang ditempatkan dalam kandang individu. Parameter yang diukur adalah suhu rektal, frekuensi pernafasan dan denyut jantung saat pagi (jam 06.30-08.00) dan siang (jam 13.00-14.30) selama 4 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu rektal Kambing Kacang pada pagi hari lebih rendah dibanding Kambing Boer (p0,05). Sedangkan bila dilihat pada siang hari, suhu rektal antara Kambing Boer dan Kacang tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (p0,05). Frekuensi pernapasan Kambing Boer pada pagi hari tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (p0,05) dengan Kambing Kacang. Berbeda dengan pada waktu siang hari, frekuensi pernapasan Kambing Boer lebih rendah dibanding Kambing Kacang (p0,05). Sedangkan dalam hal denyut jantung, Kambing Boer pada pagi hari dan siang hari lebih rendah dibanding Kambing Kacang (p0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa Kambing Boer cukup beradaptasi pada kondisi iklim tropis basah.


Kata Kunci : Kambing, Suhu Rektal, Frekuensi Pernapasan, Denyut Jantung