Kambing Gembrong: Selamatkan Kami Dari Kepunahan
Kambing Gembrong merupakan Sumber Daya Genetik Ternak (SDGT) jumlahnya di seluruh Indonesia kurang dari 50 ekor. Kondisi ini menurut ‘Pedoman Pelestarian dan Pemanfaatan SDGT’ termasuk dalam populasi kritis karena jumlah betina dewasa kurang dari 100 ekor. Dari World Watch List for domestic animal diversity dilaporkan bahwa pada tahun 1997 populasinya ada 100 ekor dan cenderung terus menurun.
Sehubungan dengan itu, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Litbang Pertanian bekerjasama dengan Diretorat Perbibitan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan berinisiasi untuk melaksanakan pertemuan koordinasi pengelolaan sumberdaya genetik kambing Gembrong, dengan melibatkan seluruh pengemban kepentingan yang terkait. Acara dilaksanakan di ruang pertemuan BPTP Bali, pada tanggal 10 Juli 2012 dan dibuka oleh Wakil Bupati Karangasem.
Untuk mendukung kegiatan pelestarian dan pemanfaatan kambing Gembrong tersebut Lembaga litbang seperti Puslitbangnak, Puslit Bioteknologi LIPI dan BPTP Bali, serta Perguruan Tinggi (Univ. Udayana, IPB, UNPAD), sesuai dengan tupoksinya masing-masing telah diusulkan rencana pelestarian kambing Gembrong. Agar tidak terjadi tumpang-tindih atau tertinggalnya beberapa kegiatan seperti yang diamanatkan PP 48/2011, kegiatan ini perlu dilakukan secara terkoordinasi. Untuk itu telah diputuskan bahwa DirBit (Ditjen PKH) sebagai koordinator dan Ka Puslitbangnak sebagai wakil koordinator.
Sumber: Puslitbangnak
Hormon Progesteron yang Berasal dari Tanaman Dapat Meningkatkan Reproduksi
Diposting oleh
Fitra Aji Pamungkas
0
komentar
Teknologi penyerentakan birahi untuk meningkatkan reproduksi ternak ruminansia sudah lama dilakukan. Hasil penelitian penyerentakan dengan metoda modiflkasi spons progesteron hasil inovasi teknologi dari fluorogeston asetat telah terbukti memberikan hasil yang sama dengan produk komersial yang di impor. Modiflkasi spons progesteron yang telah didapat masih relatif mahal terutama apabila digunakan oleh peternak kecil. Oleh karena itu diusahakan dicari bahan yang berasal dari tanaman. yang diduga mengandung steroid sebagai pembentuk progesteron dan memiliki fungsi yang sama dengan bahan komersial yang di impor.
Dari studi literatur dan hasil kegiatan penelitian telah diperoleh beberapa jenis tanaman yang mengandung steroid solasodin sebagai bahan aktif pembentuk progesterone dan perlu dicari metoda ekstraksi untuk mendapatkan bahan dimaksud untuk mengetahui kadar dan teknologi isolasinya. Dengan diperolehnya informasi kandungan steroid solasodin dalam tumbuhan tertentu (dalam hal ini terong) dan teknologi ektraksinya dapat dijadikan terobosan untuk program penyerentakan berahi, sehingga dapat meningkatkan reproduksi ternak yang akhirnya dapat meningkatkan produksi. Selain itu, telah pula diperoleh solasodin kasar dari tanaman terong (Solarium khasianwri) yang diteruskan dengan kristalisasi dan pemurnian pada kegiatan penelitian selanjutnya.
Dari hasil penelitian lanjutan tersebut telah didapatkan solasodin kasar dari tanaman terong dengan kandungan bahan aktif solasodin sebesar 67,46% yang dengan tahap kristalisasi dan pemurnian dihasilkan kandungan bioaktif sampai dengan 84,78%. Hasil ini akan diteruskan dengan reaksi sintesa solasodin untuk mendapatkan. Dengan diperolehnya progesteron alami diharapkan dapat menekan proses penyerentakan birahi yang selama ini menggunakan bahan impor dan dapat meningkatkan reproduksi ternak.
Langganan:
Postingan (Atom)